Feeds:
Posts
Comments

KeReTa Oh KeReTa…

Dah lama juga saya tidak cerita soal kereta.   Yah… tapi kereta belum banyak kemajuan, masih suka bermasalah: sering mogoklah, masalah signal-lah, dsb. uggh.. uggh…  

Puncaknya jmt lalu 24 April,  perjalanan kereta saya terhambat mulai dari Stasiun Lenteng Agung  karena berdasarkan informasi dari petugas kereta melalui pengeras suara, di depan kereta saya ada kereta ekonomi yang mogok.  Coba deh bayangkan padahal waktu itu saya tidak dapat tempat duduk di kereta ekonomi AC keberangkatan dari stasiun Manggarai pkl. 20.15.  Kereta saya pun penuh sesak penumpang, jadi untuk berdiri saja masih harus umpel-umpelan dengan penumpang lain.  Ditambah lagi angin dari kipas yang bikin pusing.  Katanya kereta ekonomi AC  tapi kok gak kerasa AC-nya malah kerasa kipas angin uggh nyebelin !!!

 

Setelah beberapa lama menunggu antrian di Stasiun Lenteng Agung, kereta saya pun berjalan perlahan-lahan sampai Stasiun Universitas Pancasila (UP).   Kereta saya masih harus menunggu antrian di Stasiun UP.  Kaki mulai terasa lemas karena sudah berdiri terlalu lama mulai dari Stasiun Manggarai.  Setelah menunggu lama, ada informasi yang bikin tambah be te yaitu bahwa kereta saya tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Bogor karena masih ada kereta yang mogok.  Penumpang diminta turun semua untuk pindah ke kereta selanjutnya di jalur salah.  Nah loh jalur salah apaan tuh?  ternyata penumpang harus pindah ke jalur jakarta bukan jalur ke bogor.  Ugggh… menyebalkan!!!!

 

Mau tidak mau, saya harus pindah ke jalur jakarta. Padahal kaki dah lemeees bangeet 😦  Di jalur Jakarta, sambil menunggu kereta selanjutnya ke Bogor, saya mencari2 tempat duduk.  Pokoknya saya harus duduk dulu supaya tidak pingsan!  Alhamdulillah mata saya melihat tempat duduk di peron dari kejauhan.  Dan alhamdulillah lagi ternyata ada Edwin, teman saya, yang sudah duduk terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian, ada kereta ekonomi dari arah Jakarta. Tapi saya tidak langsung naik karena kaki masih lemes dan penumpang yang mau naik di peron buanyak bangeett.  Saya naik kereta ekonomi AC setelah kereta ekonomi tadi.  Alhamdulillah nggak terlalu penuh dibanding kereta sebelumnya.  Dan di stasiun Depok alhamdulillah saya bisa duduk. 

Di stasiun Depok lama, banyak penumpang yang naik kereta saya.  Wah wah.. jangan-jangan kereta ekonomi sebelum saya mogok juga.  Ternyata menurut penumpang yang akhirnya duduk disebelah saya, kereta dia mendorong kereta yang mogok, tapi ikut mogok juga.  Sekarang ada 3 kereta ekonomi yang masuk ke Dipo (bengkel kereta).  Ya Ampyuuun!!! payah bener !!! Nah beginilah akibat kereta-kereta yang sudah tua masih dioperasikan juga!!!! 

Walau sudah lelah dan kecewa, namun ada beberapa penumpang yang bikin saya tersenyum.  Setiap ada pengumuman dari petugas melalui pengeras suara ketika kereta akan mendekati stasiun-stasiun kecil yang memberitahukan bahwa kereta akan masuk misalnya di Stasiun Bojong Gede, ada beberapa penumpang yang menjawab “alaah… cerewet banget pake dikasih tau segala, kayak ke anak kecil ajah!” Huahaha saya jadi tersenym-senyum dengernya.  Begitu seterusnya sampai tiba di Stasiun Bogor, baru deh berhenti mereka berkomentar. 

Akhirnya hampir jam 11 malam saya baru tiba di Stasiun Bogor.  hhhh.. kapan yah kereta tidak bermasalah lagi….? 

 

 

 

Setelah beberapa lama, kereta saya

kAwAh pUtIh

 

Kawah Putih

Kawah Putih

 

Kawah putih adalah tempat wisata yang berlokasi di Ciwidey, Bandung.

 

Untuk mengisi hari libur, jumat 10 April 2009 saya bersama teman-teman Karang Taruna Puri Imperium jalan-jalan ke kawah putih.  Dari Jakarta ke Kopo, Bandung lewat jalan tol Cipularang.  Dari Kopo, Bandung menuju ke Kawah Putih di Ciwidey memakan waktu kira-kira 2 jam lebih.

 Perjalanan menuju kawah putih sungguh amat menyenangkan dan lancar.  Alhamdulillah waktu itu Ciwidey tidak diguyur hujan sehingga kami bisa menikmati pemandangan di kanan kiri jalan raya.  Pemandangan menuju kesana dihiasi hutan di kanan kiri jalan raya yang berkelok-kelok seperti di puncak.  Selain itu, kami juga melewati kebun strawberry yang bisa dipetik langsung loh oleh pembeli.

 Sayangnya, kami sampai di kawah putih menjelang jam 5 sore, sehingga tidak sempat ke objek wisata lain yang berada disekitar kawah putih.

Harga tiket masuk ke kawah putih Rp. 10.000/orang.  Tapi  karena kami rombongan jadi dapat harga discount.

Setelah membayar tiket masuk, bagi pengunjung yang membawa mobil bisa langsung ke atas ke dekat lokasi kawah putih.  Tapi bagi pengunjung yang naik bis, bis diparkir di tempat parkir dekat loket masuk, tidak boleh naik ke lokasi dekat kawah putih.  Bagi pengunjung yang naik bis atau tidak membawa mobil, disediakan mobil seperti odong-odong untuk menuju ke lokasi.  Karena kami membawa mobil, maka mobil kami bisa langsung naik menuju kawah.

Medan yang kami tempuh berkelok-kelok dan menanjak.  Sehingga mengharuskan mobil dalam kondisi prima.  Ada beberapa mobil pengunjung lain yang mogok karena tidak kuat nanjak.  Kasihan juga mereka.  Bahkan pulangnya ada mobil yang harus diderek oleh mobil lainnya. Selama perjalanan, AC mobil kami dimatikan supaya tidak mogok ditengah jalan.  Otomatis pakai AC alam dari luar yang cukup dingin  namun sedikit berbau belerang.  Alhamdulillah mobil wawan yang saya tumpangi tidak mogok sehingga bisa lancar sampai di parkiran yang tidak jauh dari lokasi kawah putih.

Subhanallah ternyata kawahnya indah bangeeet. Dari kejauhan kawah terlihat agak berwarna putih diselimuti kabut yang mulai turun. Udara disana dingiiiin bangeet kira-kira 15 derajat celcius. Kalau saya berbicara, dari mulut saya keluar uap  (kaya di luar negeri aja yah?).  Baju hangat yang saya pakai kurang tebal, sehingga badan saya terasa membeku, tulang-tulang sedikit terasa ngilu.

 

Saya bersama teman-teman berendam di tepian kawah sambil foto-foto.  Waktu itu banyak juga pengunjung lain yang ikut berendam.  Air kawah ternyata tidak dingin seperti udara disana.  Tapi lama-lama berendam, kulit terasa agak gatal.

Tanpa terasa hari mulai menjelang maghrib, sehingga kami kembali ke parkiran mobil.  Di tempat parkir mobil banyak dijual buah strawberry segar. Dijual juga strawberry lapis coklat yang rasanya mmm… yummy banget. Apalagi strawberrynya besar-besar dan tidak asam sehingga mantapp waktu dikunyah, cocok dimakan di udara dingin seperti disana.  Harga strawberry disana juga murah. Disana juga dijual assecories bentuk strawberry seperti bantal, tas yang bergambar strawberry.

 

Karena hari sudah gelap, maka saya siap-siap kembali ke mobil Wawan untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung.  Sepertinya rombongan kami sudah ditinggal oleh 2 rombongan mobil teman saya yang lain yaitu rombongan mobil Tata dan Dedy.  Namun, setelah mobil melaju beberapa meter dari parkiran, ada suara orang berteriak dari mobil di belakang saya, yang ternyata asal suara itu dari mba Djatu, istrinya Dedy.  Mba Djatu berteriak “ada Imam dan Gama nggak disitu?” Di mobil wawan tidak ada. Waduh… apa mungkin mereka ada di mobil Tata yah?  Padahal susah banget menghubungi Tata karena disana tidak ada signal handphone.  Waduh, mana hari sudah gelap banget, orang-orang sudah banyak yang turun. 

Akhirnya diputuskan Wawan dan Dedy kembali ke atas jalan kaki ke tempat parkiran mencari Imam dan Gama, sedangkan yang lainnya menunggu di mobil.     Saya pindah ke mobil Dedy untuk menemani mba Djatu. 

Setelah beberapa lama kemudian, kaca mobil saya diketok-ketok oleh seseorang yang ternyata dia adalah IMAM yang sedang kami cari. Whaa!!! Akhirnya ketemu juga….

Imam ditemukan oleh Dedy dan Wawan ketika sedang naik ojek untuk menyusul rombongan kami. Sekarang tinggal 1 orang yang belum ditemukan yaitu Gama.  Dimanakah dia? 

Kami memutuskan untuk tetap turun menuju pintu keluar.  Mudah-mudahan saja Gama ada di mobil Tata.  Perjalanan pulang lebih menegangkan dibanding berangkatnya.  Karena hari sudah gelap, jalanan menurun dan berkelok, di kiri – kanan jalan banyak hutan hiiy… sempet merinding juga. Namun alhamdulillah kami bisa selamat sampai dipintu keluar.Dan ternyata di parkiran dekat pintu keluar, mobil Tata sudah tiba terlebih dahulu dan Gama ada di rombongan itu ! uggh  Gama dan Imam bikin heboh ajaaaa!!  Akhirnya mereka diinterogasi oleh kami kenapa bisa terpisah rombongan.  Tapi alhamdulillah mereka bisa ditemukan dan gak ketinggalan di atas kawah hehe.

Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Bandung untuk mencari tempat makan dan penginapan.

Sabtu sore, setelah berkeliling kota Bandung, kami kembali ke Jakarta.

Jangan Berbohong

 

Tadi pagi didalam kereta ekonomi jurusan bogor-tanah abang ada kejadian yang membuat saya harus lebih berhati-hati dalam berbicara.  Ceritanya begini, saat itu alhamdulillah saya dapat duduk di kereta.  Kursi yang ada disebelah kanan saya masih belum ada yang menempati.  Namun tiba-tiba, seorang wanita yang duduk diseberang saya menyuruh temannya untuk menyimpan tas ditempat duduk yang masih kosong disebelah kanan saya itu.  Melihat kejadian itu, seorang bapak yang duduk disebelah kiri saya menggerutu “orangnya belum datang udah ditekin tempat duduk. dasar stupid !”. 

 

Tak lama kemudian, ada seorang bapak yang langsung duduk ditempat duduk yang kosong itu sambil menyingkirkan tas yang disimpan oleh wanita tadi. Wanita yang merasa menyimpan tas tadi berkata kepada si Bapak “tempat duduk itu ada orangnya pak, lagi ke kamar mandi!”.  Si Bapak menjawab sambil tidak beranjak dari tempat duduknya: “ah.. masa ada di kamar mandi?  yang beneerrr?”  Orangnya nggak ada kok ditekin tempat duduk?  Mba orang islam nggak boleh bohong, malu dong!   Diceramahin seperti itu, wanita tadi tidak menunjukkan rasa penyesalan sama sekali.  Dan memang benar dugaan si Bapak bahwa wanita itu sengaja berbohong supaya temannya yang belum datang bisa dapat duduk. 

 

Sesampainya di stasiun Cilebut, Bapak disebelah kanan saya memberikan tempat duduk ke seorang wanita yang berdiri di depannya.  Ternyata sebetulnya Bapak itu baik juga. 

Dari kejadian ini,  saya jadi bisa mengambil hikmahnya bahwa kalau kita sabar dan tidak berbohong, kita akan disayang oleh sesama makhluk dan oleh Allah SWT tentunya.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saya mengucapkan “Selamat Idul Fitri 1429-H.”

Mohon Maaf Lahir & Batin.

Semoga ibadah kita di bulan ramadhan diterima Allah S.W.T.

Ketika saya akan pulang ke Bogor pada Jumat malam, tanggal 5 September atau bertepatan dengan 5 Ramadhan, ternyata perjalanan kereta sedang mengalami masalah.  Menurut petugas stasiun Sudirman, rel Kereta yang bisa dilewati oleh KRL hanya 1 jalur mulai dari Stasiun Pasar Minggu sampai Stasiun Universitas Indonesia.  Padahal jalur kereta ada 2 yaitu 1 jalur untuk KRL tujuan Jakarta dan 1 jalur lagi untuk KRL tujuan Bogor.  Karena pemberlakuan 1 jalur ini, maka semua KRL jurusan Bogor dan Jakarta harus mengantri.

 

Petugas Stasiun Sudirman tidak menjelaskan mengapa hanya diberlakukan 1 jalur.  Mereka hanya menjelaskan bahwa KRL terlambat dan hanya 1 jalur sejak jam 4 sore.  Padahal saat itu saya mau naik KRL Ekspres Pakuan dengan jadual keberangkatan normal jam 7.25 malam. Pada jam tersebut, KRL Ekspres Pakuan tujuan Bogor masih berada di Stasiun Lenteng Agung menuju Stasiun Sudirman.  Dari Stasiun Sudirman, KRL tersebut masih harus melanjutkan perjalanan ke Stasiun Serpong.  Setelah itu baru kembali lagi ke Stasiun Sudirman.  Menurut petugas Stasiun Sudirman, KRL tersebut baru akan tiba di Stasiun Sudirman jam 9 malam untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Stasiun Bogor. 

 

Waduh saya jadi bingung apakah akan naik bis atau menunggu kereta yang terlambat itu.  Beberapa minggu yang lalu, tepatnya tanggal 26 Agustus, KRL juga bermasalah, KRL hanya bisa melewati 1 jalur.   Waktu itu saya memilih untuk naik bis.  Tapi ternyata naik bis jauh lebih merepotkan dan lebih lama sampai di Bogor.  Dari Stasiun Sudirman saya harus kembali lagi menuju halte Dukuh Atas untuk naik bis TransJakarta menuju kuningan.  Dari Kuningan, saya masih harus naik bis Patas 47 menuju ke UKI.  Selanjutnya dari UKI saya naik bis yang ke Bogor.  Waktu itu saya sampai di Bogor jam 10.30 malam.  Dan ketika saya sampai di Bogor, saya melihat kereta Ekspress Pakuan juga melintas di depan saya.  Yaaah…. nyesel deh naik bis 😦

 

Di saat saya bingung untuk memilih apakah naik bis atau menunggu kereta yang belum kunjung datang, saya bertemu seorang teman saya yang akan naik kereta juga ke Bogor.  Saya bilang ke teman saya itu bahwa saya mau naik bis saja.  Tapi teman saya tidak mau karena menurutnya naik bis lama banget.  Dia lebih memilih naik kereta saja.  Akhirnya saya memutuskan untuk ikut teman saya naik kereta ke Bogor tapi harus ke Stasiun Serpong dulu dari Stasiun Sudirman. 

Awalnya saya seneng banget bisa jalan-jalan dulu naik kereta ke Stasiun Serpong.  Tapi perasaan senang itu hanya muncul sesaat.  Ternyata lama juga perjalanan dari Stasiun Sudirman ke Stasiun Serpong dan kembali lagi ke Stasiun Sudirman.  Seperti kata petugas Stasiun Sudirman, kereta tersebut tiba kembali di Stasiun Sudirman jam 9 malam untuk melanjutkan kembali ke Stasiun Bogor. 

 

Hampir satu setengah jam berada di dalam kereta yang AC nya disetel dingiiiin banget, badan saya sampai membeku.  Berada di dalam kereta seperti berada di dalam lemari es, brrr…. dingiiiiiiin bangeett.  Sweater yang saya pakai tidak mampu untuk mengusir hawa dingin saat itu.  Akibatnya perut saya mulai bernyanyi apalagi waktu magrib saya hanya buka puasa dengan 3 potong martabak AA dan seperempat gelas air teh hangat.

 

Setelah kereta saya sampai di Stasiun Manggarai,  kereta saya masih harus menunggu antrian dari stasiun Tebet.  Tidak hanya kereta saya saja yang harus mengantri, tapi ada juga kereta Ekspress Pakuan dari Stasiun Kota dengan tujuan Bogor yang sudah lebih dulu tiba di Stasiun Manggarai.  Tidak lama kemudian, datang kereta Ekonomi dari Stasiun Kota tujuan Bogor yang harus menunggu antrian juga. 

 

Kereta ekonomi tersebut dari jauh terlihat penuh sesak penumpangnya.  Penumpang banyak yang berdiri berdempetan di dalam gerbong kereta itu.  Bahkan banyak juga yang duduk-duduk di atas atap kereta.  Melihat kondisi tersebut, saya sangat sedih.  Namun, masih bersyukur karena walaupun saya kedinginan di kereta Ekspress Pakuan, saya masih bisa duduk dengan nyaman.

 

Beberapa menit kemudian, penumpang kereta Ekonomi ada yang berhamburan menuju kereta saya.  Mereka memukul-mukul kaca pintu dan jendela kereta saya sambil berteriak “buka pintunyaaa !!!.  Saat itu saya berada di gerbong 2 dari belakang dan ada seorang wanita dipojokan yang terlihat ketakutan.  Wanita itu menutup tirai jendela yang ada di belakang tempat duduknya.  Dalam hati saya berkata “jangan takut mba… mereka hanya ingin masuk kereta ini aja kok…”  Saat itu suasana di dalam kereta saya menjadi tegang.  Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Akhirnya, Bapak masinis yang baik hati membukakan seluruh pintu kereta Ekspress Pakuan yang saya naiki.  Otomatis penumpang Kereta Ekonomi langsung berhamburan masuk kereta saya.  Mereka berteriak-teriak memberi perintah ke penumpang Kereta Ekonomi lainnya untuk naik kereta saya.  Alhamdulillah, suasana jadi tidak tegang lagi.  Kereta saya jadi ramee dipadati oleh penumpang Kereta Ekonomi.  Udara di dalam kereta jadi hangat.  Namun sayang, pintu kereta saya yang seharusnya tertutup selama perjalanan dibuka oleh penumpang Kereta Ekonomi.  Saya sangat menyayangkan ulah mereka.  Padahal khan kereta Pakuan ada AC-nya tidak perlu udara dari luar.  Ngeri juga pintu kereta dibuka, takut terkena lemparan batu dari luar.  Yaaah mungkin mereka sudah terbiasa naik Kereta Ekonomi yang semua pintunya terbuka 😀

 

Saya sampai di Stasiun Bogor kira-kira jam 11.30 malam.  Fiuh… capeeek bangett.  Padahal normalnya sampai Stasiun Bogor jam 08.30 malam.  Tapi nggak apa-apalah secara tidak sengaja saya bisa merasakan naik KRL malam dan bisa jalan-jalan ke Serpong hehehe.

 

Dari Stasiun Bogor seharusnya saya naik angkutan kota.  Saya memang sengaja tidak minta orang rumah untuk menjemput karena kasihan sudah larut malam.  Ternyata angkutan kota yang menuju rumah saya tidak ada.  Akhirnya saya terpaksa naik becak.  Lumayan euy mahal naik becak, kena Rp. 20 ribu.  Tapi mau gimana lagi toh saya harus pulang. 

 

Dipikir-pikir naik becak ngeri juga soalnya sudah larut malam.  Sepanjang jalan saya berdo’a supaya Allah SWT memberi perlindungan kepada saya.  Dengan naik becak, saya jadi tau suasana Bogor di tengah malam:  sepi, hanya ada beberapa orang yang nongkrong main kartu dan main gitar. 

 

Ketika saya melewati pasar, banyak pedagang yang baru menurunkan sayuran dari mobil untuk dijual esok pagi.  Di pasar tersebut, tiba-tiba becak saya berhenti.  Waduh kenapa nih?  Ternyata becak saya menabrak karung berisi kentang.  Pemilik kentang tersebut berteriak ke tukang becak saya “Ati2 atuh mang… makanya pake kaca mata atuh..”  Akhirnya pemilik kentang tersebut bersama 2 orang temannya membantu memundurkan becak menjauh dari karung kentang.  Setelah itu, salah seorang temannya berteriak “mentang-mentang aya nu geulis mani 3 urang nu ngadorong” .  Mendengar perkataan itu, saya jadi waspada dan berdo’a semoga mereka tidak macam-macam sama saya.  Alhamdulillah, mereka ternyata tulus membantu dan tidak macam-macam sama saya.  Fiuh… lega hati saya jadinya 🙂

 

Ternyata bener seperti yang dikatakan oleh tukang sayur di pasar tadi bahwa tukang becak saya penglihatannya kurang jelas.  Buktinya, beberapa kali becak saya masuk ke dalam lubang besar.  Waduh, untung becak saya tidak terbalik.  Selain itu, ada juga mobil yang mengklakson becak saya yang ternyata becak saya berada ditengah-tengah jalan.  Sejak itu, saya selalu waspada dan memberi petunjuk ke tukang becak itu kalau-kalau ada lubang atau mobil.  Sampai akhirnya saya bisa tiba di rumah dengan selamat pada jam 12 malam (hiks … hiks)

 

Semalam ketika saya menuju ke stasiun sudirman, dari kejauhan stasiun terlihat gelap bangeett.  Beberapa penumpang ada yang menunggu di luar stasiun.  Waduh gawat, pikir saya, jangan-jangan kereta nggak jalan.  Bingung juga kalo kereta nggak jalan, saya harus cari alternatif naik bis yang pastinya lebih lama nyampenya di Bogor.

 

Sesampainya di stasiun sudirman, ternyata listrik di stasiun mati!  Waduh, gimana sih pemerintah, stasiun juga kok kena giliran pemadaman listrik? 😦 

 

Penerangan di stasiun hanya dari beberapa nyala lilin saja.  Jadi kudu ati-ati waktu berjalan.  Apalagi waktu menuruni tangga yang menuju ke peron jurusan Bogor, takut jatoh.  Gawat kan kalo jatoh di tangga, kan malu diliatin orang banyak:P  Untungnya, kereta api tetap beroperasi, jadi nggak kecewa dua kali deh 🙂

 

Selain stasiun sudirman menurut Noorma, teman saya, stasiun manggarai juga kena pemadaman listrik semalam.   Waduh saya jadi ngebayangin susahnya kalau naik kereta dari stasiun manggarai disaat mati listrik.  Soalnya untuk menuju ke peron jurusan Bogor, harus melewati 5 jalur perlintasan kereta api.  Bahaya banget khan?

 

Semoga nanti malam tidak tidak ada pemadaman listrik lagi di stasiun…

 

 

Mulai 1 Agustus 2008, nomor-nomor telepon Bogor dengan (kode area 0251) telah mengalami perubahan dengan menambahkan satu angka “8” di depannya, kecuali yang sebelumnya sudah diawali dengan angka “7” & “8” tidak mengalami perubahan.  Bagi temans yang diluar Bogor yang belum tahu, berikut daftar nomor telepon Wilayah Bogor yang mengalami perubahan  :

 

 

No.

Lokasi

No. Lama

No. Baru

1

Cijeruk

21XXXX

821XXXX

2

Caringin

22XXXX

822XXXX

3

Ciawi

24XXXX

824XXXX

4

Cisarua

25XXXX

825XXXX

5

Cisarua

26XXXX

826XXXX

6

Cijayanti

27XXXX

827XXXX

7

BOGOR

30XXXX

830XXXX

8

BOGOR

31XXXX

831XXXX

9

BOGOR

32XXXX

832XXXX

10

BOGOR

37XXXX

837XXXX

11

BOGOR/CIAPUS

38XXXX

838XXXX

12

BOGOR

33XXXX

833XXXX

13

BOGOR

34XXXX

834XXXX

14

BOGOR

35XXXX

835XXXX

15

BOGOR

36XXXX

836XXXX

16

BOGOR

39XXXX

839XXXX

17

DRAMAGA

420XXX

8420XXX

 

DRAMAGA

421XXX

8421XXX

 

DRAMAGA

422XXX

8422XXX

 

DRAMAGA

423XXX

8423XXX

 

DRAMAGA

424XXX

8424XXX

18

LEBAKWANGI

47XXXX

847XXXX

19

CIAPUS

48XXXX

848XXXX

20

CISEENG

54XXXX

854XXXX

21

TAJUR HALANG

55XXXX

855XXXX

22

PARUNG

60XXXX

860XXXX

23

PARUNG

61XXXX

861XXXX

24

DRAMAGA

62XXXX

862XXXX

25

PAGELARAN

63XXXX

863XXXX

26

LEUWILIANG

64XXXX

864XXXX

27

KEDUNG HALANG

65XXXX

865XXXX

28

KEDUNG HALANG

66XXXX

866XXXX

29

CIGUDEG/JASINGA

68XXXX

868XXXX

(sumber data dari  PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk – Divisi Regional II Jakarta)

 

Semoga bermanfaat…

Dalam perjalanan dari Bogor ke Jakarta naik kereta api pada suatu pagi di bulan Juli, mata saya melihat keanehan   pada penampilan seorang penumpang yang duduk dipojokan.   Penumpang itu adalah seorang wanita cantik .  Loh cantik kok aneh?  Iya menurut saya sih aneh karena wanita itu memakai rol rambut gedeee banget di poninya.  Pada tau kan rol rambut?  Itu loh alat yang biasa dipakai wanita supaya rambutnya jadi nge blow / ikal.  Padahal, bajunya, sepatunya, tasnya bagus loh.  Kelihatannya sih wanita itu mau pergi ke kantor.

 

Dalam hati saya, mungkin wanita itu lupa kali ya kalo dia masih memakai rol rambut?  Atau jangan-jangan memang dia sengaja?  Entahlah saya tidak tahu apa alasan wanita itu memakai rol rambut. 

 

Ketika kereta hampir sampai di  stasiun Manggarai, saya melihat dari kejauhan wanita itu memandang wajahnya di kaca kereta.  Tak lama kemudian, saya melihat wanita itu sudah mencopot rol rambut yang tadi dipakainya.  Dalam hati saya, akhirnya dicopot juga rol rambut itu .  Nah sekarang jadi tambah cantik deh si mba, nggak aneh lagi penampilannya hehehe.

 

Dari kejadian ini, terlepas wanita itu sengaja atau tidak memakai rol rambut, saya punya tips (terutama buat saya pribadi) yaitu:

 

“Bercerminlah Sebelum Kita Keluar Rumah.” 

Menurut saya, kalau kita sudah bercermin, setidaknya kita bisa melihat apakah penampilan kita sudah pantas atau belum.  Supaya orang lain juga tidak berpikiran aneh-aneh melihat penampilan kita.

 

Gak BiSa UrUs Anak, BoLeH GaK Ya si eMeNg Di StEriL ?

si Emeng

Sepertinya tidak habis-habisnya menceritakan si Emeng. Mudah-mudahan aja teman2 gk pd bosen yah?

Arsip ini merupakan kelanjutan arsip sebelumnya tentang Si Emeng. Si Emeng akhirnya melahirkan di rumah saya pada tanggal 1 Juni yang lalu, bukan di rumah tetangga seperti yang saya harapkan di episode sebelumnya. Si Emeng melahirkan 2 ekor anak kucing yang lucu-lucu. Anak pertama diberi nama Brownie karena bulunya berwarna coklat. Anak kedua diberi nama Belang karena bulunya belang 3 (hitam, putih, coklat).

Si Belang hanya bertahan hidup 2 hari saja karena tidak mendapat ASE (Air Susu Emeng). Padahal oleh kakak ipar saya, si Emeng udah diajarin supaya mau nyusuin si Belang. Entah kenapa si Emeng nyuekin si Belang yang memang belum bisa melihat dan kondisi fisiknya lemah.

Setelah si Belang mati, si Brownie dibawa pindah oleh si Emeng ke atas atap rumah saya (aneh-aneh aja yah?). Emang sih sebelumnya si Emeng mau memindahkan si Brownie ke lemari pakaian saya. Tapi karena tidak boleh, si Emeng malah memindahkan si Brownie ke atap rumah saya. Padahal kandang si Brownie sebelumnya cukup nyaman dan aman. Yah dasar si Emeng ada-ada aja ulahnya yang bikin pusiiiiiiing. Setelah dipindah ke atas atap, si Emeng hanya nengokin dan nyusuin si Brownie kalau malam hari. Kalau pagi, siang, sore hari, si Emeng dengan santainya malah tidur dan main di bawah.

Karena kasihan si Brownie tidak mendapat ASE yang cukup, maka kakak saya memindahkan si Brownie dari atas atap ke kandang semula. Tapi si Emeng malah tidak terima dan si Brownie dibawa lagi oleh si Emeng ke atas atap (uuuh… nyebelin banget gak sih?!?!).

Dua hari kemudian, pada jam 7 malam, si Emeng mengeong-ngeong. Setelah dilihat oleh kakak saya, ternyata si Emeng sedang menggendong si Brownie turun dari atas atap dan mengelilingi rumah saya. Lega hati kakak saya karena ternyata si Brownie masih hidup.

Namun, pada jam 2 dini hari iseng-iseng kakak saya mencari-cari si Brownie. Ternyata si Brownie dipindahkan lagi oleh si Emeng ke atas atap. Setelah dipegang oleh kakak saya, si Brownie sudah terbujur kaku, tidak bernyawa lagi. Mungkin pada saat si Emeng menggendong-gendong si Brownie keliling rumah, si Emeng mau ngasih tau seisi rumah kalau si Brownie sudah mati. Selamat jalan Brownie dan Belang. Semoga sekarang kalian tidak menderita lagi.

Pada waktu si Brownie dikubur oleh kakak saya, si Emeng dan si Molly (anak si Emeng kelahiran pertama sebelum si Brownie dan Belang) ikut melihat dan berada di tempat penguburan itu. Lucunya, pada waktu penguburan itu, si Molly yang usianya sudah 6 bulan, udah disapih oleh si Emeng dan badannya udah hampir sebesar si Emeng, malah menyusu si Emeng. Ternyata si Molly memanfaatkan ASE yang masih banyak. Si Emeng pun membiarkan si Molly mendapatkan ASE. Bahkan si Emeng menjilat-jilat si Molly seperti anaknya yang baru lahir. Kakak saya yang melihat kejadian itu tertawa geli sambil mengubur si Brownie.

Sekarang saya bingung nih kalau si Emeng punya anak lagi dan tidak bisa urus anaknya, khawatir anaknya disia-siakan dan mati lagi. Sempat terpikir si Emeng di steril aja supaya tidak punya anak lagi. Boleh gak ya si Emeng di steril ? Atau si Emeng dibiarkan saja seperti sekarang ini? Menurut teman-teman gimana?

NB:

Bagi teman2 pengen punya kucing, dengan senang hati saya serahkan si Emeng buat yang mau (hehehe)

CiMoRy ReSto

tampak depan cimory

Cimory adalah resto yang bernuansa alam pegunungan. Lokasinya berada di jalan raya puncak-Cisarua. 

Sabtu siang, 31 Mei 2008 saya bersama Tita dan anaknya, Hilsa, berkunjung kesana. Awalnya teman saya, Lismei, yang pengen banget diantar oleh saya kesana. Tapi karena ada urusan lain Lismei tidak jadi ikut. 

Perjalanan yang kami tempuh dari Baranangsiang, Bogor ke Cimory hampir 2 jam karena maceeeettt bangeet. Fiuh… sungguh perjalanan yang melelahkan karena dari rumah saya juga kena macet mulai dari Stasiun Bogor sampai Pasar Anyar. Ditambah pula oleh sinar mentari yang sangat terik menyinari Bogor siang itu.

Namun, perjalanan yang cukup melelahkan dan membosankan itu jadi sirna setelah sampai di Cimory Resto. Subhanallah, udara disitu dingiiiiiiiiiiiiiiiiin banget soalnya baru diguyur hujan. Padahal di Bogor akhir-akhir ini jarang sekali turun hujan. Ditambah lagi saya bisa melihat pemandangan pegunungan yang terlihat dari resto. Subhanallah bagus bangeeeeeeeeet pemandangannya!

Resto Cimory buka dari pkl. 08.00 WIB sampai pkl. 22.00 WIB. Kita bisa memilih ruang makan di ruang terbuka atau di ruang tertutup. Namun, semuanya menghadap ke alam pegunungan. Saat itu saya memilih ruang makan di tempat terbuka.

Indahnya pemandangan alam pegunungan dari kejauhan dan dinginnya udara membuat perut saya keroncongan. Saya pun langsung memesan makanan. Menu makanan di Cimory Resto ada beraneka ragam mulai dari Indonesian food sampai Western food. Untuk makanan, saya memilih iga sapi bakar.

Untuk minuman disini ada yang unik dan mungkin jarang saya temukan di resto lainnya. Uniknya disini disediakan menu ‘fresh milk’ dengan aneka rasa mulai dari rasa coklat, strawberry, susu asli, pisang, teh hijau. Selain fresh milk ada juga yoghurt, lemon tea, serta minuman lainnya yang biasa kita temui di resto-resto. Fresh milk disini langsung dari peternakan sapi milik Cimory dan juga diolah di pabrik milik Comory lho! Untuk minuman saya memilih fresh milk rasa strawberry kesukaan saya. Jadi penasaran gimana rasanya fresh milk. Biasanya saya minum susu bubuk soalnya 😀

Pelayanan disini juga bagus dan tidak membuat pengunjung terlalu lama menunggu makanan dan minuman. Minuman lebih cepat disajikan dibanding makanan. Sambil menunggu makanan datang, saya minum fresh milk strawberry dingin. Setelah dicoba mmmm…. ternyata segeeerrrr bangeeeet terasa dikerongkongan saya. Terasa banget rasa strawberry dan susunya. Rasanya juga tidak amis. Mmmm.. sruput…. sruput… tidak terasa fresh milk di gelas saya sudah habis sebelum makanan datang hehehe. Akhirnya saya pesan minuman lagi yaitu lemon tea 😀

Tidak lama kemudian, makanan yang saya pesan datang. Mmmm.. iga sapi bakarnya empuuuukkk bangeeet, bumbunya pun kerasa, enak! Iga sapi dimakan bersama kuah. Kuahnya juga enak, kerasa banget kaldu dan bumbunya juga pas. Padahal sebelumnya saya tidak pernah makan iga sapi bakar soalnya gak begitu doyan. Saya pilih menu ini coba-coba aja dan menurut Tita enak. Ternyata setelah mencoba menu ini disini, saya jadi suka iga sapi bakar deh 😀 Bahkan tadinya saya sudah menawarkan ke Tita untuk mencicipi iga sapi bakar saya, eh… gak jadi karena tanpa terasa tangan saya memasukkan semua iga sapi ke mulut saya sampai habis. Tita jadi gak kebagian deh (maaf ya Tita hehehe).

Harga makanan disini lumayan mahal, tapi sesuailah dengan rasanya yang enak. Kalau fresh milk disini gak terlalu mahal, Rp. 4500/gelas.

Setelah makan dan istirahat sejenak memandang pemandangan pegunungan, waktunya bagi saya untuk shalat Zhuhur. Disini juga ada musholanya loh! Bahkan ada 2 mushola, satu untuk wanita dan satu lagi untuk pria. Disetiap mushola ada toilet dan tempat wudhu. Toilet dan tempat wudhunya bersih. Mukena juga ada banyak dan kelihatannya bersih. Jadi tidak perlu khawatir bagi pengunjung yang tidak membawa mukena untuk shalat disini.

Setelah shalat, saya menemui Tita dan Hilsa di taman bermain yang letaknya di depan mushola dan di bawah resto. Di taman bermain ini uniknya ada patung sapi. Salah satu mainannya juga ada yang pegangannya berbentuk kepala sapi, lucu-lucu deh pokoknya :D. Disamping taman bermain ada juga toilet. Toiletnya juga bersih. Disebelahnya ada kandang burung kakak tua.

resto cimory

Tadi saya sudah cerita soal resto, mushola, taman bermain, selanjutnya apa yaa?
O iya, masih ada yang belum dikasih makan yaitu sapi-sapi 😀 Disini juga ada sapi-sapi walaupun hanya 5 ekor. Kandang sapi-sapi itu terletak dibelakang parkiran. Hilsa seneng banget liat sapi (di Jakarta gak ada sapi yah Ca?).  Saya akhirnya berhasil kasih makan sapi-sapi itu juga lho! Waah ini pertama kalinya saya kasih makan sapi. Awalnya ngeri juga karena sapinya gede-gede, takut digigit. Tapi ternyata mereka jinak, gak gigit hehehe. Asyik juga loh ternyata ngasih makan sapi. Eh ternyata setelah saya kasih makan sapi-sapi itu, ada salah satu sapi yang buang air kecil buanyaaaaaaak banget. Suaranya terdengar seperti kran air yang lagi bocor hihihi… Sayangnya disini saya tidak bisa memerah susu langsung dari sapi-sapi itu. Ini dia foto saya waktu lagi kasih makan sapi :

sapi cimory

 

 Cimory ternyata menyediakan paket mulai dari harga Rp. 55.000 sampai harga Rp. 75.000. Semua paket sudah termasuk mengunjungi peternakan sapi. Peternakan sapi tidak satu lokasi dengan Resto tapi di Cibeureum, sebelum Taman Safari kata petugas Cimory Resto. Selain mengunjungi peternakan sapi, bisa juga memerah susu sapi, kasih makan sapi, mengunjungi pabrik susu yang lokasinya disebelah Cimory Resto, dapat makan siang, dapat 1 botol cimory fresh milk dan 1 botol yoghurt. Paket-paket tersebut hanya untuk hari Senin sampai Jumat. Minimal untuk 10 orang. Tapi, sebelumnya harus reservasi dulu ke:
Monica, telp. (0251) 257 888
Debbie, telp. (021) 587 4630

Sebelum pulang, saya menuju ke mini market yang lokasinya dekat dengan Resto. Disini dijual fresh milk, yoghurt, mayonise, aneka daging beku, aneka kripik dan cemilan untuk oleh-oleh. Saya membeli fresh milk 1 botol 820 ml seharga Rp. 12.000.

Bagi teman-teman yang tertarik dan belum sempat berkunjung ke Cimory Resto tapi ingin mencicipi cimory fresh milk, cimory ada program turun gunung juga lho! Artinya teman-teman di Jakarta bisa delivery order langsung ke nomor (021) 5890 4888 .

Demikian arsip jalan-jalan saya kali ini, semoga bermanfaat.

NB:
Makasih byk ‘tuk Tita atas traktirannya 😀